Minggu, 28 Juni 2015 pukul 11:35 WIB
The
Number Ten (R.L.)
Saat
itu udah di penghujung tahun 2011 dan menjelang ujian akhir sekolah di semester
satu ini. Banyak hal yang berkesan dalam satu semester ini. Dimana gue jadi
lebih sering aktif. Tapi disini gue akan lebih pokus buat cerita cinta gue
bersama dia yang dimulai dari suatu organisasi yang sama. Pada saat itu, lebih
dari satu organisasi ekstrakulikuler yang gue ikutin. Bareng sobat gue yang
selalu bersama-sama dimanapun kapanpun. Dan juga dia bukanlah sosok yang asing
buat gue. karena dia juga berasal dari daerah yang sama dengan gue. hanya saja
SMP nya yang berbeda. Dulu juga gue sempet papasan sama dia ketika gue SMP
entah kapan. Awal pertemuan itu membuat gue penasaran, tapi hanya sebatas itu
meskipun ada keinginan untuk kenal lebih lanjut.
Akhirnya
di SMA inilah gue bisa lebih kenal dia dan bisa bareng sama dia meskipun
sedikit canggung. awalnya ketika organisasi kita mengadakan pertemuan seminggu
sekali atau bisa dibilang latihan. Latihannya diadakan setiap hari Rabu setelah
pulang sekolah. Awal latihan adalah perkenalan. Dari mulai seniornya dan kita
calon pesertanya. Dan disitulah gue baru tahu namanya. dan kita sebagai peserta
harus menghapal nama bahkan ditulis dibuku
latihan beserta nama panggilan dan juga nomer handphone. Secara tidak
langsung keinginan gue tersampikan disitu. Kalau tidak salah pada saat itu nama
panggilan gue adalah: “yuonokembel”
hingga temen kelas gue yang juga ikutan akan manggil gue ‘kembel’. Setelah beberapa minggu, mungkin gue semakin berani dan
bahkan ngasih kode-kode semacamnya dan diapun dengan respon yang baik. Hingga
akhirnya pada tahap smsan.
Waktu
itu organisasi kita ngadain acara pelatihan selama 3 hari 2 malam di SMA
tetangga. Dan sepertinya itu adalah smsan pertama gue sama dia. Seperti biasa
topik pertama yang dibahas adalah kesiapan ikut kegiatan itu hingga melebar ke
perhatian. Sepulang kegiatan itu barulah kita makin dekat di smsan. Bahkan
ketika latihanpun kita selalu disautpautkan. Tapi keadaan itu makin dekat buat
kita. Hingga awal tahun 2012 kita semakin dekat. Hanya saja pada saat itu gue
masih belum bisa mengawalinya. Kita masih masa penjajakan. Dan itulah cikal
bakal kemajuan dalam hubungan asmara gue. selama penjajakan kita berani bareng
meskipun itu hanya berlaku di depan temen-temen organisasi, temen kelas yang
satu sama lain mengenal, belum untuk umum. Dan mereka pun sudah mengira kalau
kita pacaran. Maka dari itu udah ga ada lagi canggung ketika kita bertemu
bahkan kita juga sering pulang bareng. Dan ini pertama kalinya buat gue.
Akhirnya
setelah sekian lama, dan dia juga yang udah mendesak akhirnya gue mulai dengan
pernyataan via sms. Meskipun gue juga pengen ngomong langsung, tapi dia juga ga
masalah via sms. Akhirnya via sms. Dan karena kita juga udah sering telponan,
maka pernyataan itu juga via telepon. Dan kesepakatan kita adalah, gue harus
ngomong langsung juga. Gue agak lupa seperti apa yang jelas, itu adalah tanggal
23 April 2012 kalau tidak salah malam hari, pukul 21:45 WIB. Dan keesokan
harinya gue nembak secara langsung, dan kita anggap pacarannya tanggal kemarin.
Untuk penembakan secara langsung, memang karena masih pemula jadi aga sedikit
kurang gentle. Karena waktu bareng disekolahnya ga punya timing yang bagus,
maka sampai terbawa pulang. Dan diperjalanan dia terus mendesak. Hingga pada
akhirnya gue sanggup bilang, ya di motor kesayangan gue dan dia duduk di
belakang gue. meskipun membelakangi setidaknya itu pernyataan langsung.
Ketika
itu siang hari menuju sore, di tempat kalau di daerah gue terkenal dengan
sebutan: “saung buled” tidak jauh
dari situ setelah gue ngomong secara terbata-bata dan menyelesaikannya. Dia
menjawab pernyataan gue, “iya” di
pohon besar yang ada dipinggir jalan. Katanya supaya dia bisa meningat bahwa
pohon itu juga jadi saksi. Setelah itu kita resmi jadi pasangan “pacaran”. Meskipun kita satu daerah,
dengan jarak yang dekat dan meskipun gue udah ada kemajuan seperti berani
bareng ketika disekolah dan bercanda ria sama dia ketika malam minggu itu tiba,
gue ga pernah sekalipun maen kerumahnya, atau istilahnya “malam mingguan”. Gue ga terbiasa aja pada saat itu. Untungnya dia
juga mengerti meskipun pengen, mungkin. Setelah beberapa bulan berlalu dengan
kebahagiaan, dan setiap anniversary bulan kesatu,kedua dan seterusnya yang
sangat berkesan, tiba juga cobaan ataapun ujian yang akhirnya menggoyahkan
perasaan gue hingga pada puncaknya.
Semua
dimulai dengan salahpaham. Ketika itu, gue sangat menyayanginya hingga ketika
dia bikin gue marah ataupun cemburu, gue ga bisa bilang hingga gue pendem dan
akhirnya meledak. Cerita ini hanya gue dan sobat gue yang tahu dan beberapa orang setelahnya.
cerita sebenarnya dimana saat kenapa gue mulai berubah. Ya, selama kita
pacaran. Memang perpisahan itu kerap kali kita omongkan. Dan dia pengen gue ga
berubah dan pengen gue berjanji ga bakal ngelakuin hal yang sama ke dia sama
seperti yang gue lakuin ke pacar gue sebelumnya, yaitu
menggantungkan/mendiamkan dan lain-lain. Dia pengen ketika hubungan kita
berakhir, kita bisa jadi temen bukan musuh. Iya gue janji pada saat itu. Namun
kenyataan gue harus ingkar dari janji itu karena suatu alasan.
Alasan
yang membuat gue hilang kepercayaan sama dia. Saat itu, setelah berlalunya
anniv yang ketiga bulan, dengan bodohnya
gue pengen tahu masa lalunya. Dan didapatlah inofmasi itu. Dan gue hanya bisa
pendem. Dia bilang memang tidak ada perasaan lagi. Tapi gue terlalu cemburu
ketika dia ternyata masih suka istilahnya mengkhawatirkan lebih dalam. Bahkan
gue tulis dalam selembar kertas yang sekarang sudah tidak ada. Kenyataan itu
masih gue tahan, wajar kata gue dan kata temen gue. jadi kita mulai biasa lagi.
Hingga tiba dimana gue ga bisa bersikap biasa lagi.
Gue
selalu memperhatikan geraknya ketika di sekolah, di organisasi yang kita
sama-sama ikuti. Dan kenyataan yang gue lihat adalah, dia sama baiknya kepada
semua orang terlebih cowok dalam artian “manja,
kekanak-kanakan”-nya. dan khusunya lagi sama kakak kelas yang merupakan
senior dalam organisasi yang sama-sama kita ikuti. Terlebih dalam satu kegiatan
itu. Karena kita sama2 ikutan, sering kita papasan dan hanya sebatas liat aja.
okelah kita sama2 berpikir ga mau ganggu kesibukan kita. Tapi pas gue lihat dia
bareng ama kakak kelas itu, dia terlihat begitu senang ? sampai bercanda gurau
seperti itu. Dan kebiasaan itu bukan hanya di acara itu. Ketika latihan di hari
jumat seperti biasa, ya bisa gue lihat sendiri. Bahkan ada satu senior lagi yang bisa dibilang mengkhawatirkannya.
Gue ceritain ini ke sobat gue, sesama cowok dia bilang ga wajar atau udah
berlebihan kalo kakak-adean. Dan sepupu guepun menanyakan hal yang sama, kenapa
dia bertindak seperti itu dengan kakak kelas itu, sepupu gue dan temen2nya
bahkan sampai mengira ke hal yg lebih serius. Dan gue masih pengen percaya,
tapi ketika gue pinjem hapenya ternyata ada yang lebih keras memukul gue tepat
dibagian yang sudah hancur. Kenyataan mereka bukan hanya dekat di sekolah
ternyata sampai di sms/telfon juga.
Karena
gue sebelumnya sempet curiga kenapa dia agak telat bales sms gue. ketika gue cocokin, ouh ternyata dia
juga lagi smsn sama kakak itu. Semenjak
saat itulah, gue mulai mendiamkan dia, ga peduli sama dia, dibiarkan, dan udah
ga pernah jalan bareng lagi bercanda bareng lagi. Gue saat itu hanya pengen
melepaskan perasaan gue. dan sampai pada titik puncaknya ketika itu kebetulan
ada pemilihan ketua osis dan gue beralasan karena kesibukan untuk
mempersiapkannya. Lebih dari satu bulan sepertinya gue melakukan hal itu. Udah
ga aneh lagi buat gue ketika latihan dia menangis bahkan kalau ditahanpun udah
ketauan. Banyak dari senior dan temen2nya yang nanya ke gue kenapa, tapi gue ga
mengemukakan alasan yang sesungguhnya. Hingga pada malam hari tanggal 29
November 2012 gue beranikan buat nelpon dan mengakhiri hubungan ini dengan
berat hati dan gue juga bisa dengar dengan jelas dia menangis.
Sungguh
sangat wajar karena kenangan yang kita ciptakan juga merupakan hal yang pertama
dalam hidup gue. bisa dibilang dia pacar sungguhan pertama gue. karena kita
bisa melakukan hal yang menyenangkan bersama. Memberi hadiah satu sama lain.
Dan memberikan kejutan di hari2 penting.
Dimulai
dari gue ngasih bunga mawar kedia, meskipun di motor juga. Kemudian peringatan
tanggal jadian ditiap bulan. Dari yang biasa sampai dirayakan. Pernah ketika
itu dia beli kue untuk merayakan tanggal jadian kita dengan memakai baju yang
sama yang dia kasih. Dan hadiah yang dia berikan juga lumayan berarti, dari
mulai jam tangan yang saat itu harus wajib gue pakai bahkan ketika gue tour
bareng temen kelas gue. dan ketika sesi poto2an gue sengaja menampilkan tangan
gue beserta jam tangan darinya. Ada juga kaos couple itu dan buku harian yang
sudah gue kembalikan. Dan dia juga orang pertama yang merayakan ulangtahun gue
dengan beli kue ultah segala. Ga ketinggalan selembar demi selembar surat
berisikan kata2 dari dia.
Sedangkan
gue, gue juga sempet beliin dia baju couple warna merah yang kita pakai ketika
acara buka bersama dia bareng temen kelasnya. Dengan susah payah dan segala
cara gue beliin dia baju itu. Dan juga
ketika ulangtahunnya gue kasih boneka warna coklat. Kemudian barang seperti
maskawin yang gue rakit sendiri dengan uang logam seribuan yang saat itu masih
langka, gue kumpulkan dengan jumlah 23 buah menandakan tanggal jadian kita. Dan
gue susun hingga bertuliskan “ I <3 U”
ditutupi plastik dan dimasukkan kedalam sterofoam kotak. Dan juga gue deket
juga sama ibunya karena suka nanyain macam2 hal ke gue. dan ketika bulan puasa
kita bener2 menghabiskannya berdua
ketika kita latihan untuk mengibarkan bendera pada saat 17 agustus 2012.
Dan masih banyak hal yang berkesan lainnya. makanya gue sampai berkesimpulan
kalau dia adalah pacar pertama yang
sesungguhnya buat gue. meskipun ini sudah berakhir.
Waktu
selama 221 hari yang kita habiskan dengan status pacaran dan dengan segala
kejadian yang membahagiakan dan juga menyedihkan sama-sama pernah kita jalani.
Terlepas dari itu, gue mau minta maaf kalau gue ga bisa menepati janji gue. dan
gue berubah menjadi orang lain tanpa sepengetahuan dia alasannya kenapa.
Meskipun sepertinya akan sia-sia atau sama saja. Tapi perlu diingat bahwa semua
kenyataan itu bisa membawa gue sampai ke tahap ini dan itu memberi pelajaran
yang berarti. Semoga kita beneran bisa jadi temen.