Setelah hampir 6 tahun berlalu semenjak gw bikin tulisan tentang jomblo dan curahan-curahan serta harapan yang gw sampaikan di tulisan pertama gw Jomblo. Akhirnya gw kembali menjalaninya setelah sebelumnya gw memiliki pasangan. Dan selalu ada upgrade dari kisah sebelum-sebelumnya, dan juga pelajaran serta hikmah dibalik kembalinya gw ke keadaan ini. Jadi disini gw pengen berbagi pengalaman dan curahan serta harapan gw kedepannya.
Saat gw menulis tentang jomblo pada tahun 2016, merupakan tahun kedua gw dan di 2017, setelah melalui 3 kali Puasa, 3 kali Lebaran, sendirian, di awal tahun 2018 doa-doa gw yang selalu dipanjatkan ketika bulan puasa untuk memiliki seorang pacar dikabulkan. Butuh hampir 3 tahun lamanya gw dapat menjalani hubungan lagi. Meskipun selang waktu itu, banyak momen juga yang hampir menjalani hubungan. Untuk beberapa bulan pertama memang gw mengalami masa-masa sulit, sampai akhirnya gw kembali menikmati masa kesendirian gw. Dan itu menjadi rekor tersendiri yang semoga saja tetap menjadi rekor terlama gw jomblo selama 3 tahun.
Dan ternyata, seseorang yang sempat beruntung atau mungkin gw yg beruntung tidak lain dan tidak bukan adalah temen kelas gw ketika SMA. Dipertemukan kembali setelah sekian lama, dan setelah sempat mencoba awal-awal kelulusan SMA pada akhirnya takdir memang sempat mempertemukan jalan kami sampai akhirnya kembali memisahkan. Dan itu menjadi rekor baru buat gw menjalani hubungan/pacaran selama kurang lebih 4 tahun. Dari awal 2018 sampai akhir 2021. Serupa tapi tak sama seperti saat kisah gw sebelumnya yang juga berakhir di akhir 2014. Dengan ending yang juga sama, ketika tidak lama kemudian dia sudah menemukan pasangan hidupnya dan menemaninya disaat-saat harus move-on sama gw. Dan gw, kembali menyaksikan gw yang tak berdaya.
Jadi gw mau minta maaf sama diri gw 6 tahun yang lalu, meskipun gw kemarin udah ga jomblo tapi gw merusak momennya hingga akhirnya jatuh di lubang yang sama. Tapi gw juga mau ngasih tau, kalo gw udah berusaha sebaiknya, bersabar semampunya, bertahan sebisanya, tapi jika memang itu bukan takdir gw, sekeras apapun juga akan terlepas. Gw ga bisa nepatin keinginan yang menjadikan hubungan setelah gw jomblo lama menjadi yang terakhir, atau putus di pelaminan. Tapi yg perlu gw ketahui, bahwa gw udah coba untuk memenuhi keinginan itu meskipun terlambat, dan seperti yang kita ketahui, bahwa tidak semua orang menerima kita jika kita datang terlambat. Persentase tidak diterima masuk dan nunggu diluar lebih besar dibanding diterima masuk. Istilah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, seperti pisau bermata dua. Kadang gw merasa setidaknya gw udah berusaha sampai akhir, memenuhi keinginan itu dan keinginan yang selama ini dia inginkan, sama seperti yang selalu gw tanamkan dalam diri gw ketika bertahan dengan dia. Lepaskan sekarang, patah hati sama seperti sebelumnya, dan lama kelamaan move-on terus biasa aja ketika dia menemukan takdirnya ATAU bertahan, lihat sampai akhir, apakah memang dia jodoh gw atau bukan dan siap-siap menerima kepahitan yang belum pernah dirasakan sebelumnya, ditinggal nikah.
Karena ketakutan akan perasaan yang pernah gw rasakan sebelumnya ketika berakhir yang menyebabkan semacam trauma, akhirnya gw memilih untuk bertahan. Bertahan selama 4 tahun, dan pada akhirnya gw tahu bahwa dia bukan jodoh gw. Dan sekarang adalah masa-masa dimana gw mengalami kepahitan itu. Akhirnya gw ditikung doa sepertiga malam oleh seseorang yang siap memberikan keinginan dia dalam waktu cepat. Hal yang sampai saat ini gw belum mengerti, belum masuk akal, ketika perempuan yang memang ingin segera menikah dan punya pacar, tapi cowoknya belum siap nikah, setelah menjalin hubungan sekian tahun lamanya, lebih memilih cowok baru yang memberikan keinginan itu dalam waktu dekat. Padahal bukan berarti cowok lamanya tidak ingin memberikan keinginan itu, hanya saja memang satu dan lain hal yang harusnya ceweknya juga mengerti. Karena setiap permasalahan cowok beda-beda, jadi gw juga disini bukan yang sepenuhnya menyalahkan ceweknya. Yang menjadi pertanyaan, apakah memang hati perempuan secepat itu dibolak balik? Hal yang tidak mungkin dan selamanya ngga akan pernah gw pahami, gw mengerti. Fakta bahwa perempuan bisa menumbuhkan perasaan, atau langsung menjalin hubungan dengan laki-laki baru dan langsung menikah juga ngga masuk akal.
Berarti mereka memilih bukan karena suka? Menikah bukan karena sudah cinta? Mungkin memang perempuan bisa seperti itu. Sedangkan akal gw berpikir bahwa, menikah itu ya dengan seseorang yang kita sukai, yang kita inginkan, dengan kriteria yang mendekati. Kalau kasusnya memang dari pacaran lama terus menikah itu masuk akal, mereka berdua sama-sama saling suka, menginginkan hal yang sama, hingga pada suatu waktu, menikah. Makanya kenapa sekarang gw jomblo lagi karena memang itu bukan hal yang mudah diputuskan. Terlebih diusia sekarang yang udah idealnya menikah, mencari pacar itu sama dengan mencari pasangan hidup. Seseorang yang gw sukai, bukan hanya dari luar tetapi juga dari dalam. Meskipun hal mudah bagi laki-laki menyukai seseorang dari luar, karena pada dasarnya setiap orang jg gw yakin memiliki semacam intuisi jika suka sama seseorang semacam punya kemampuan untuk membaca lawan jenisnya seperti apa, apakah masih dalam range atau tidak. Sulit memang jika dijelaskan.
Jadi selain membereskan masalah-masalah pribadi, gw juga sambil mencari pasangan hidup. Seseorang yang gw sukai (srek) dan akhirnya yakin memilihnya untuk dijadikan jodoh gw. Meskipun jodoh di tangan Tuhan, bukan berarti kita tidak berikhtiar. Karena gw tau betul dengan karakter gw dan fakta nyari cewek itu susah. Pelan-pelan sambil melanjutkan hidup, seperti kata pepatah: laki-laki boleh memilih, perempuan boleh menolak. Entah benar atau salah yang jelas itu masuk akal. Mencoba kesana kesini, dan pada akhirnya ditolak secara halus.
Dan semakin berumur seseorang, semakin matang dalam menentukan pilihan. Dan satu hal yang pasti, setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Jika kita memang belum memiliki apa yang orang lain sudah miliki seperti menikah misalnya, karena Tuhan tau kita belum mampu, Tuhan ingin kita melihat sekitar bahkan diri kita sendiri. Oleh karenanya, dimasa sendirian ini adalah waktu yang tepat untuk membereskan hidup kita, bermuhasabah kembali, lihat sekeliling, keluarga, saudara atau mungkin keinginan-keinginan kita yang belum tercapai, yang mungkin saja akan sulit dilakukan ketika sudah menikah. Karena fokus kita akan berubah. Memang menyenangkan jika sudah mempunyai pasangan yang halal, tapi percayalah memang menikah suatu keuntungan tetapi belum menikah pun merupakan suatu keuntungan. Cukup lakukan yang terbaik, biarkan Tuhan yang mengatur sisanya.
Mengutip dari postingan gw sebelumnya "Karena sesungguhnya proses adalah sesuatu yang akan berujung indah".
Kamis, 12 Mei 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar