Setelah bercerita tentang peristiwa yang gua alamin 2 tahun
lalu. Entah bagaimana peristiwa itu terjadi lagi. Tepat pada hari Kamis di
tanggal > 20 Maret. Lebih tepatnya Kamis, 24 Maret 2016. Kejadian yang
memilukan kembali gua alamin. Terjadi
tepat sebelum gua bertemu dengan keluarga gua.
Kejadian ini bermula ketika hari Jumat (25 Maret) merupakan
tanggal merah. Otomatis perkuliahan juga diliburkan. Sebenarnya tidak ada
rencana pulang. Karena di hari Sabtu, gua mesti ngasprak (asisten praktikum)
soalnya hari Sabtu bukan tanggal merah. Tapi keinginan untuk pulang itu ada. Setelah
melihat situasi dan paling2 di hari Sabtu nanti gua ijin dan minta gantiin ke
temen asprak yang lain. Tapi takdir berkata lain, gua tetep pulang meskipun ada
jadwal atau tidak. Maka dari itu setelah pulang ngampus sore hari karena jadwal
hari Kamis begitu padat. Di perjalanan pulang ke kosan, gua nelpon nyokap buat
nanya boleh pulang atau tidak. Karena Jumat libur dan Sabtu gua bisa ijin. Dan kabar
baiknya lagi yaitu, laporan yang biasanya dikumpul hari Sabtu, diundur menjadi
hari Senin. Jadi pilihan buat pulang bisa malam itu atau besok pagi.
Gua milih malam itu juga gua pulang, karena masih belum
terlalu kesorean. Dikira2 paling nyampe ke rumah pukul 22.00 kurang lebih. Maka
setelah nyampe kosan, gua langsung bersiap2 buat pulang ke rumah. Yang gua bawa
cuman laptop, joystick, sama buku laporan biar dikerjain di rumah, udah. Pukul 17.40
gua berangkat dari Bandung. Sendiri naik motor, karena pengalaman naik bis
begitu menyengsarakan. Sore itu cuaca mendung dan hujan gerimis. Makanya gua
langsung pake jas hujan. dan ternyata hujannya sepanjang jalan sampe gua nyampe
rumah.
Sebelum berangkat gua bilang keluarga gua, dan mereka bilang
hati2. Makanya di jalan gua juga ga lupa buat baca2 surat2 pendek supaya
selamat sampai tujuan. Gua ga punya perasaan khawatir atau lainnya. gua
berkendara seperti biasa. Karena malem dan gerimis, gua juga ga terlalu ngebut.
Sekitar 40-60 km/jam. Kalo sepi bisa
sampai < 80 km/jam. Di perjalanan macet engga, tapi rame. Macet itu gua
alamin ketika keluar dari Bandung masuk Cileunyi. Disitu banyak banget
kendaraan sepeda motor dan ramai padat merayap. Setelah keluar Cileunyi, ramai
dan senggang. Gua memacu motor gua agak ngebut dibawah 80 km/jam. Jalan licin
karena habis diguyur hujan lebat.
Gua memacu motor gua cepat dengan hati2. Sampai2 gua terbawa
suasana jalan yang memang sepi jadi gua memacu motor gua dengan cepat dan
stabil. Sampai2 kejadian itu sama sekali diluar kepala gua. meskipun karena gua
sendiri yang salah. Gua kira karena
jalannya bagus jadi gua bisa ngebut. Ternyata jalannya rusak dan berlubang. Sebelum
kejadian gua juga masih ngebut dengan lancar. Di daerah Garut yang berbelok2
juga gua bisa lewati dengan mudah. Meskipun banyak mobil di depan gua. Dan
diakhir daerah Garut tepatnya di Malangbong (kalo ga keliru) kejadian itu
terjadi.
Ketika itu gua masih dengan memacu motor gua diatas 80 km/jam, dengan jalanan yang sedikit
menanjak dan sebelum kejadian jalannya itu mulus banget makanya gua ga mengira
ada jalan yang bikin gua jatuh. Kejadiannya ketika di sebuah tanjakan, gua
masih memacu motor gua dengan cepata dibelakang sepeda motor yang jauh lebih
cepat dari gua. setelah menyalip sebuah mobil, gua kaget tiba2 didepan gua ada
sebuah lubang yang cukup besar dan dalam, alhasil dengan cepat gua ga sempet
ngerem dan gua secara reflek pengen ngehindar ke sebelah kiri, tapi dengan
seperti itu malah bikin gua kecelakaan.
Setelah nabrak lubang itu gua jatuh kearah sebelah kiri. Kepala
gua membentur jalan dengan keras, untungnya gua pake helm. Gua serasa kembali
bermimpi, semua pandangan gelap. tapi untungnya gua dengan cepat sadar. Orang2
berlari menghampiri gua, mencoba menyelamatkan gua. gua langsung terbangun
karena sadar luka yang gua alamin ga terlalu parah tapi tetap saja sakit. Motor
gua dibawa mereka ke seberang jalan, karena ada sebuah toko. Tas yang gua
simpan didepan, terpental keluar. Untungnya laptop ga kenapa2. Hape gua yang
disimpan didepan juga terpental keluar. Untungnya masih bisa berfungsi meskipun
batrei nya keluar. Tidak ada yang hilang selama benturan itu. Semua barang gua
jatuh dengan jarak yang ga terlalu jauh. Gua berjalan menuju toko itu. Orang2
itu menghentikan lalu lintas.
Sesampainya di toko gua duduk dan dikasih minum air hangat. Gua
masih agak belum percaya dengan apa yang gua alamin. Gua lihat luka gua. luka
gua yang parah terjadi di lengan kiri gua dekat siku. Agak dalam dan ga terlalu
besar. Sisanya ada luka memar biru terjadi di sekitar pinggul sebelah kiri gua,
dengan bengkak yang besar dan sakit. Sisanya baik2 saja. Luka gua dibersihkan
dan dikasih betadine. Gua ga berani liat, hanya bisa menahan rasa sakit. Gua agak
sedikit kecewa karena kenapa gua harus jatuh. Memang jalanan itu sudah banyak
memakan korban. Dengan keadaan jalan yang sebelumnya bagus dan jalan yang
menanjak ditambah gelap malam plus hujan, bikin setiap orang yang berkendara
memacu dengan cepat. Mereka tidak tahu ternyata dijalan yang menanjak itu
menanti sebuah lubang yang cukup banyak dan dalam. Jika mereka berhasil melewati
yang satu, masih ada yang lainnya, dan gua menjadi salah satu korban.
Dan ternyata sambil istirahat di seberang jalan, memang gua
lihat setiap kendaraan yang melintas mereka tidak tahu bahwa jalanan itu rusak.
Hampir terjadi kecelakaan lagi karena jalanan gelap sehingga tidak kelihatan. Dan
ternyata beberapa menit berselang, sebuah sepeda motor kembali jatuh tak jauh
dari tempat gua jatuh. Orang2 yang nolongin gua kembali nolongin seorang yang
malang itu. Ternyata bapak2. Gua cukup miris dengan keadaan itu. Berharap setiap
orang berhati2. Bapak2 itu tidak terlalu parah juga. Setelah diobatin beliau
pergi duluan dan ngasih uang kepada mereka, meskipun agak nolak tapi tetep
diterima. Karena gua masih pemula, selang berapa menit gua juga mengikuti jejak
bapak2 itu. Gua pamitan sambil ngasih uang dengan besaran yang sama. Gua mengucapkan
terimakasih sebanyak2nya. Karena sudah nolongin gua. dan dengan pertolongan
mereka, kendaraan dibelakang dan arah lawan gua berhenti.
Gua bersiap2 berangkat. karena luka gua di siku, gua lepas
jaket. Dan Cuma pake jas hujan aja. Masih hujan. ternyata beberapa ratus meter
setelah gua jalan, karena hujan dan malam plus didaerah dataran tinggi. Gua langsung
diserang kedinginan. Gua menggigil hebat, sampai gua berhenti ke pinggir buat
pake jaket. Gua masih menggigil karena kedinginan. Itu merupakan yang pertama
gua merasakan kedinginan yang begitu hebat. Gua sempet berpikir gua bisa ga
nyampe rumah. Perjalanan masih sangat panjang. Belum setengah perjalanan. Dengan
keadaan gua yang memilukan dan kedinginan. Gua sempet berpikir buat nginep
dimana dulu. Tapi setelah gua selesei paket jaket dengan hati2. Gua kembali
jalan. Sambil menggigil gua pelan2. Otomatis dari situ gua memacu motor gua
tidak lebih besar dari 40 km/jam. Karena tangan kiri gua lemas, gua pake satu
tangan (jangan ditiru). Didaerah tasik yang menurun, padahal masih jam 9 kurang
tapi udah ada kabut begitu tebal. Gua kedinginan sambil berjalan pelan2.
Di perjalanan gua masih seperti biasa. Jalanan sepi seakan Cuma
gua sendiri yang ada dijalan. Tapi didaerah Ciamis karena pengen segera nyampe,
gua kembali memacu motor gua lebih cepat dengan hati2 pula. Sampai akhirnya gua
tiba di kampong halaman gua. gua sampe pukul 23.00. harusnya pukul 22.00 lebih
nyampe. Orangtua gua melihat gua tampak segar sehat tidak terjadi apa2. Tapi ketika
gua bilang gua jatuh, mereka langsung panic dan segera membawa gua pulang
kerumah dan langsung dipijet.
Esok paginya badan gua sakit semua, dan gua ke puskesmas
biar diobatin. Dan sekarang gua mendingan. Hanya badan2 gua yang sakit semua. Lebih
dari sakit ketika selesei maen futsal setelah lama ga olahraga. Dan 2 hari
berikutnya gua harus kembali ke Bandung, tepatnya Minggu 27 Maret 2016. Gua
agak sedikit kaget ketika gua mengingat peristiwa yang pertama juga terjadi
pada bulan Maret. Dan di hari Kamis. Jadi ada apa dengan bulan Maret pada
tanggal >= 20 ? Dua kali gua ngalamin kecelakaan di bulan dan hari yang
sama. 2 tahun berselang setelah kejadian yang pertama. Dan mudah2an ini menjadi
yang terakhir. Semoga perjalanan kita kapanpun dimanapun, selamat sampai
tujuan. Dan yang menjadi korban semoga diberi kekuatan. Dan lantas segera
berbuat baik.
Kecelakaan terjadi bukan karena takdir, tapi karena kita
yang membuatnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar