Jumat, 25 Maret2016
Hari ini gua berada di rumah. Memanfaatkan libur untuk bertemu keluarga. Meskipun sebentar cukup untuk menghilangkan kerinduan. Sayangnya, kakak gua lagi ga ada dirumah. Dia lagi nyari kerja nan jauh disana. Padahal beberapa minggu kemarin dia masih ada dirumah. Gua mau sedikit bercerita tentang apa yang gua alamin tadi malem. Namun sebelum itu gua mau bercerita tentang kejadian yang sama 2 tahun yang lalu. Kejadiannya seperti ini.
Kenapa disebut tragedy, karena memang merupakan pukulan pahit bagi gua dan keluarga gua. Tragedy yang semua orang tidak ingin merasakannya. Tragedy berdarah yang membuat oranglain merinding dan mengucapkan kata2 istigfar dll. Kejadian ini pertama kali gua alamin. Dan ketika gua duduk di kelas XII SMA. Tragedy ini terjadi pada hari Kamis, 20 Maret 2014.
Kala itu gua seperti biasa sekolah berangkat agak siangan dari rumah. Pada minggu itu merupakan minggu Ujian Sekolah SMA. Ujian kedua terakhir sebelum Ujian Nasional. Dan pada hari keempat (kamis) ada 3 mata pelajaran yang di Ujian Sekolahkan. Yaitu Biologi, Penjaskes, Bs. Sunda (kalo ga salah). Gua berangkat seperti biasa tanpa ada perasaan apa2. Tapi, kejadian itu terjadi tepat di belokan pertama yang menurun di daerah karang nini.
Saat itu gua sedang dalam kecepatan normal. Karena sedang ujian jadi gua berangkat ga terlalu siang biar di jalan ga buru2. Tapi kecelakaan datang tidak pandang bulu. Ketika gua sedang berbelok yang memang agak sedikit ke tengah, tepat di depan gua ada sebuah mobil panther (sejenis kijang) berwarna hijau tua yang sedang melaju dalam kecepatan tinggi dan sedang berada dalam zona lawan arah. Panther itu melewati garis putih dan dengan cepat menghantam motor gua. Motor vario bagian kanan gua vs bagian kanan depan bemper mobil. alhasil gua jatuh dari motor dan mobil itu pergi entah kemana. Hanya saja meninggalkan bekas goretan di bagian kanan dan kerusakan pada ban depan kanannya.
Gua jatuh dan kepala gua membentur jalan raya. Untungnya pakai helm. Karena gua ngerasa terseret beberapa centimeter dengan keadaan kepala bagian kiri gua yang nempel ke jalan. Rasanya gelap. dan dalam keadaan itu gua berhalusinasi. Gua seperti bermimpi. Rasanya gua bilang pada diri sendiri kalo gua ga mau jatuh, gua lagi ujian, jangan jatuh, tolonglah. Tapi tiba2 gua terbangun dengan keadaan yang menyedihkan. Gua kemudian duduk, lalu meluruskan kaki gua. Seketika gua lihat luka dalam yang dialamin kaki kanan gua, tepat pada pergelangannya. Gua lihat sebuah luka tidak terlalu besar, berwarna putih menandakan bagian kulit gua yang tercongkel dan agak dalam. Dan itu merupakan luka yang paling serius yang gua alamin. Setelah gua tersadar, badan gua rasanya kesemutan semua. Tangan gua seakan bengkak. Dan ketika gua duduk, helm ini rasanya sangat mengganggu dan seketika gua lepasin dan lempar tanpa sadar ke arah kanan gua.
Daerah karang nini merupakan bagian awal jalanan yang berkelok-kelok menuju pangandaran. Disamping kanan terdapat tebing dan disamping kiri terdapat jurang. Ketika gua lempar, helm gua menggelinding jatuh ke bawah. Untungnya gua nggak masuk ke jurang karena hentakan itu. Gua masih selamat di sisi sebelum jatuh masuk ke bawah sana. Dan pada saat bersamaan warga sekitar menghampiri gua. Ditanya-nya, “Bisa berdiri ngga ?”. sambil merasakan kesakitan gua Cuma bilang kalau gua ga bisa berdiri sendiri, tangan kaki gua kaku. Gua merasakan ngilu dimana2. Lemes bahkan ga bisa bangkit dari duduk gua.
Kemudian gua diangkat menuju tempat terdekat. Dan gua dikasih air minum hangat sama yang punya tempat. Jaket coklat gua belum dilepas. Dan rasanya ga rusak sama sekali. Tapi ketika dibuka, sikut sebelah kiri gua luka banyak. Dan sisanya Cuma luka kecil2. Dan itu pun gua dibukain jaketnya. Tangan gua ga bisa bergerak, kaku, linu, serasa kesemutan. Dan kemudian gua lihat celana gua juga robek2 dan ketika disobekin di lutut gua ada beberapa luka kecil yang agak dalam. Jadi bagian tubuh gua yang terluka yaitu, kaki kanan yang dimulai dari pergelangan dengan luka dalam yang serius disusul dengan luka di lutut beberapa luka dengan sedikit dalam. Kemudian tangan kiri gua dimulai dari sikut sampai pergelangan tangan. yang parah berada di sikut, banyak banget luka terseret jalan.
Setelah itu gua disuruh menghubungi keluarga gua oleh ibu2 yang punya tempat. Dia nanya, dan gua jawab. Hp gua ada di saku, tolong ambilin gua ga bisa gerak. Trus ketika udah diambilin gua ketik ternyata ga bisa, tangan gua serasa bengkak gede banget. Dan gua dengan hormat menyuruh tolong ditelpon nyokap gua. Setelah itu gua bilang ke nyokap dengan berat hati. Mendengar kabar itu nyokap panik dan segera menuju ke arah gua. Dan mobil yang nabrak gua udah melarikan diri. Kata orang setempat sudah berhasil dikejar tapi ga ngaku akhirnya dibiarkan. It’s ok. Gapapalah yang penting gua juga ga kenapa2 meskipun dalam hati kesal. Dan ketika nelpon nyokap gua ngasih tau kabar itu juga. Dan gua kasih tau ciri2 mobilnya serta gua nitip buat dibawain celana sekolah yang satu lagi.
Sambil nunggu nyokap, luka2 gua dikasih minyak buat masak. Karena gua ga mau dikasih betadine. Diolesin sama ibu itu, dan sedikit mendingan tapi lama kelamaan jadi pegel, perih, kaku, linu. Tangan gua terjaga dengan dijulurkan kedepan sama seperti kaki gua. Dan tak luput juga, temen2 sekolah gua yang berangkat sekolah belakangan nyamperin gua. Terus gua bilang kejadiannya. Mereka ga lama, karena udah siang. Dan gua Cuma bisa titip buat dibilangin ke sekolah gua mungkin terlambat.
Setelah itu nyokap dating, dan bilang bahwa orang yang nabrak gua udah ketemu. Mereka papasan ketika mobil itu sedang membetulkan ban mobilnya. Mereka segera tahu dan nyuruh paman gua buat ngejagain orang yang nabrak gua. katanya sih dia mau lapor ke polisi makanya ga berhenti, alasan itu langsung dibantah oleh keluarga gua. gua dibopong naik mobil, dan itu rasanya lemes banget. Luka2 gua mulai mengeluarkan darah segar dari dalam. Dan motor gua, dia juga rusak parah. Tangki oli pecah, stang bengkok, dan pelindung knalpot lepas. Motor gua diangkut ke dealer Honda untuk dibenerin. Gua dibawa ke puskesmas pangandaran.
Dijalan menuju puskesmas, gua udah kehilangan kekuatan. Serasa pengen pingsan ngerasin nyeri2 ini. Gua merengah, merengek kesakitan. Dan sedikit lama akhirnya gua nyampe. Gua dibopong sodara gua masuk ugd. Dan gua didudukan di tempat tidur itu. Tak lama perawat datang dan bawa peralatannya. Sebelum datang, gua lihat sekeliling gua. dan disitu gua jadi ngerasa takut ama jarum suntik, infusan, dan segala sesuatu yang bersifat tajam. Gua ga mau diinfus Karena lihat disamping gua ada infusan. Perawat bilang bukan buat gua, tapi buat disebelah gua. syukurlah. Kemudian luka2 gua mulai dibersihkan. Karena celana panjang gua yang udah bolong2 merepotkan, akhirnya digunting 10-15 cm diatas pinggul. Jadi kaya bener2 kolor aja ini celana sekolah.
Disaat dibersihkan ga ngeliatin. Ngeri takut. Gua ngadep sodara gua sambil meluk. Dan disaat ngebersihin bagian luka yang paling parah, yaitu di pergelangan kaki. Disitu gua teriak. Nyokap bokap nunggu diluar. Ga berani masuk. Nyokap kan takut darah. Bokap nemenin nenangin nyokap. Gua ama sodara gua, a sam. Ketika dibersihkan gua teriak, karena cara ngebersihkannya sangat kasar. Ditekan sambil digosok2. Otomatis gua teriak, dan sodara gua bilang, keluarin aja teriak sok nangis juga gpp. Seketika gua nangis nahan perih sambil teriak. Setelah penyiksaan itu, pengobatan selesei. Gua jauh lebih baik dari sebelumnya. Seakan ga terjadi apa2. Kemudian gua bergegas menuju sekolah. Meskipun sedikit pusing. Gua gam au ninggalin ujian gua.
Sesampainya disekolah gua ganti celana, dengan celana yang dibawa oleh nyokap. Luka di lutuh dibiarkan menyentuh celana karena memang tidak terlalu menyakitkan. Tapi pas pergelangan, celana gua ditilep biar ga kena lukanya. Gua pake sandal masuk kesekolah dan disambut guru sambil berkata kenapa kok bisa sih. Gua disuruh ikut ujian dikantor wakil kepala sekolah. Saat itu sedang ujian biologi. Guru2 sampai wakasek kesiswaan datang dan bertanya hal serupa, gua jawan dari awal sampai akhir. Gua disediakan teh manis dan tissue. Dan pada hari itu, guru mata kuliah ujian gua, memberikan gua jawabannya. Terimakasih sensei. Ujian gua pun cepet berbarengan dengan yang lainnya. ketika istirahat, temen2 gua nyamperin dan bertanya serupa. Gua jawab lagi. Kemudian ada lagi, ada lagi yang dating dengan pertanyaan sama dan gua jawab lagi dari awal sampai akhir. Gua nunggu diluar sampai masuk lagi.
Setelah itu ujian terakhir masuk, dan nyokap bokap nunggu disekolah. Setelah pulang sekolah, gua ga langsung pulang. Bercerita dengan orang2 sekeliling gua. ada yang nangis karena kejadian ini. Setelah itu, gua pulang dan beli makan masakan padang kesukaan gua. Juga beli obat merah china yang terkenal perih tapi cepet kering. Ketika pulang, rumah gua di tengokin tetangga2 yang datang. Gua agak sedikit kecewa karena luka gua ga terlalu parah. Tapi ya jangan juga. Nenek gua datang, meluk nangisin gua. setelah itu gua makan minum obat terus dikasih obat merah dan tidur dengan keadaan menyedihkan. Tak lama orang yang nabrak gua datang nengok sambil minta maaf, nyokap sampai saat ini pun selalu kebayang2. Dimaafin tapi menyimpan kekesalan. Karena dia berpikiran, si pelaku yang melarikan diri disaat anaknya terkapar kesakitan.
Setelah itu gua kembali beraktifivas seperti biasa. Gua bersekolah pakai sepatu karena luka gua diperban. Dan luka lain selain di pergelangan kaki udah kering. Tinggal yang di kaki yang selalu basah. Sampai2 setiap ganti perban, perbannya nempel di bagian luka itu. Tiap malam gua merasakan kesakitan, pegel, perih, linu, gua rasain ketika diobatin. Setelah itu baikan. Dan gua bisa beraktivitas seperti biasa. Dan motor gua harus dioperasi setidaknya 2 minggu.
Setelah beberapa minggu, luka gua sembuh total selain di kaki. Bahkan udah gua pocelin luka2 kering yg ada ditangan dan lutut. Setelah berbulan-bulan luka dikaki udah kering. Karena sering gua pocelin juga. Awalnya lukanya menyembul keluar seperti daging berwarna hitam. Tapi sekarang luka itu udah kembali sejajar dengan yang lainnya. hanya saja masih tertinggal jelas berwarna hitam.
Itulah tragedy berdarah yang pertama kalinya buat gua di hari Kamis, 20 Maret 2014. Dan setelah 2 tahun berselang, kemaren Kamis 24 Maret 2016 gua kembali mengukir tragedy berdarah ketika gua pulang ke rumah dari Bandung. Gua jatuh dari motor setelah menabrak lubang yang ada dijalan. Jalan yang rusak. Gua jatuh di Garut tepatnya daerah malangbong. Gua sedang dalam kecepatan tinggi. Terjadi ketika malam hari, jam 20.00 kurang lebih. Gua jatuh dan untungnya ga terlalu parah. Untuk selengkapnya gua nanti cerita.
Berikut lampirannya:
Berikut lampirannya:












Tidak ada komentar:
Posting Komentar