Setelah seminggu ini gue Ujian Akhir Semester akhirnya selesei juga tinggal nunggu hasilnya aja. Dan setelah seminggu yang lalu tugas yang menumpuk seperti gunung berapi yang tinggal meletus akhirnya meletus (selesei) juga. Sekarang tibalah saat-saat yang ditunggu, berangkat sekolahpun hanya sebagai simbol. Sudah tidak ada materi lagi yang perlu gue ikutin paling-paling liat nilai hasil UAS kemaren apakah guie diremidi atau lulus dari jeratan remidi. Semoga gue ga dapet hasil yang mengerikan karena gue yakin gue ngejawab dengan benar soalnya dari sumber terpercaya. Di pos kali gue mau menceritakan dua minggu yang lalu dari mulai musim tugas sampai musim ujian.
Dua minggu yang lalu seminggu sebelum UAS, hampir setiap mata pelajaran ngasih tugas. Musim tugas ini bisa dibilang juga sebagai musim ujian praktek, karena selain ngasih tugas juga ada praktek yang ga kalah horornya sama tugas. Dan hampir semua tugas semuanya harus ditulis tangan. Untungnya tulisan gue lumayan bagusnya sama tulisan anak kecil jadi ga ancur-ancur banget. Di minggu-minggu ini mungkin gue bener-bener diuji, gue harus menyeleseikan semua tugas-tugas itu sebelum UAS. Jadi gue cuma punya waktu seminggu buat menyeleseikan semua tugas itu. Gue diuji untuk berpikir secara kritis yaa minggu" ini memang otak gue lagi kritis bhakan hampir koma. Tapi berkat dukungan dan dorongan dari dalam diri gue gue satu-persatu menyeleseikan itu. Langkah yang gue ambil adalah pertama mengerjakan tugas yang sekiranya mudah. Kedua mengerjakan tugas yang dikumpulinnya lebih dulu jangan malah yang lama dikerjain terlebih dulu itu salah bego. Meskipun gue termasuk yang lambat tapi pada akhirnya tugas" itu selesei tepat pada waktunya. Bahkan saking sibuknya ngerjain tugas gue sampe lupa minggu depannya UAS. Hari" dimana seharusnya gue belajar menghadapi UAS malah gue habisin buat ngerjain tugas. Di tengah perjalanan gue sempet putus asa tak tau jalan mana yang gue pilih dan akhirnya gue nyasar. Tapi itu semua ga ada hubungannya sama tugas. Hari" gue terpaku sama tugas ketika disekolahpun gue mementingkan buat ngerjain tugas yap tugas dirumah alias PE'ER. Dan alhamdulillah dengan kerja keras dan semangat tanpa putus asa tugas" yang selama ini menyita waktu maen gue selesei juga. Inilah semngat anak bangsa yang dikejar-kejar nilai sekolah supaya lulus. Semua ini gue persembahkan buat nyokap bokap gue, keluarga gue khususnya umumnya buat temen2 gue, tanpa kalian gue bukan apa" ..
Setelah tugas selesei apa ?! Terpampang dengan jelas gue harus berhadapan dengan UAS. Ya Tuhan cobaan apalagi yang Engkau berikan kepada hamba-Mu yang lemah ini ?? (dalam hati). Hari pertama udah tiga mata pelajaran yang menanti gue terkulai lemah tak berdaya di depan lembar soal. Tapi gue harus kuat gue yakin gue bisa dengan bantuan temen2 yang lain hahahha. Malam itu gue belajar dengan sungguh" , berharap otak gue belum mengalami penuaan dan masih mampu menyerap semua yang gue hapalin. Dan itu pertama kalinya gue belajar dengan benar sampai berjam" yang biasanya cuman ngeberesin bukain ada pr apa engga trus masukin tas , udaah. Setelah berjam" gue nongkrong di meja belajar akhirnya selesei juga entah masuk apa engganya yang penting gue udah ngapalin hahaha. Guepun beranjak dari meja yang menahan gue tiduran menuju tempat terindah dan favorit buat gue, Kasur. Tidak perlu waktu lama gue langsung tertidur pulas dan bangun dengan rupawan. Mungkin langit ga rela gue bangun dia pun menangis dengan sangat lebatnya. Yap hari pertama UAS wilayah gue hujan deras yang disertai guntur yang jebreedd ahaayy. Gue kira saat gue berangkat nanti ujan udah reda bahkan cerah tapi prakiraan gue salah ya krna emg gue bukan BMKG. Yang ada ujan malah tambah deras lebat lagi. Terpaksa gue dianterin bokap gue. Di perjalanan ujan yang menghampiri jendela mobil semakin lama semakin keras seperti batu sampai terdengar bunyi "toktoktok" siapa itu ?! Bahkan saking derasnya setiap kendaraan menyalakan lampu besarnya karena memang hujan menghalangi setiap sudut jalan. Gue pun baru ngalamin hujan di mobil yang sebegitu hebatnya untung bokap gue ahli dalam berkendara jadi gue sampai dengan sentosa di sekolah. Yang jelas hari pertama UAS malah diguyur ujan lebat. Gue sampe disekolah ga langsung masuk gue mau melihat orang" yang yang ketakutan sama ujan padahal kan air haha. Ada yang dianterin pake mobil sampe2 disekolah guepun macet, ada yang pake motor , ada yang nekad ujan2an dan diapun menanggung resikonya (basah kuyup), ada yang santai sekali karena memang pake jas ujan. Gue kepikiran gimana nasib masa depan mereka yang ujan2an sampe basah luar dalem. Dan yang harusnya ujian dimulai jam 07.15 diundur dan mulai jam 08.00 sungguh sangat prihatin. Hampir kebanyakan semua basah karena mereka nekad. Dan hari pertamapun gue salah mengisi lembar jawaban yang harusnya diisi nama mata pelajaran karena gue ga liat gue isi nama gue, bego. Dan genderang perang UAS pun dengan resmi ditabuh. Semua orang berbondong-bondong menghadapinya meskipun dengan terpaksa karena memang ini semua menyangkut nyawa(nilai) mereka. Ada yang belajar dengan tekun (gue) ada juga yang mengatur strategi buat mengelabui musuh (pengawas) (gue juga). Dan mereka punya cerita tersendiri dibalik kekonyolan UAS. Di ruang gue sendiri termasuk yang bego soalnya hampir setiap kolong meja semuanya mempunyai senjata jitu dan senjata itu selalu berganti-ganti sesuai mata pelajaran. Mereka beradu kepintaran dengan musuh mereka supaya tidak ketauan, mungkin memang sudah digariskan bahwa orang indonesia pintar dalam hal bergerilya sehingga mereka menang. Seminggu lamanya peperangan ini dan sepertinya tidak ada korban jiwa melainkan korban kertas, buku, apapun yang mereka jadikan alat untuk mengelabui musuh. Dan gue sebagai kelas 3 yang sesudah hari pertama, hari berikutnya cuma 2 mata pelajaran, sedangkan kelas 1 masih harus berjibaku dengan perang karena 3 mapel. Dan gue merasa menang karena pulang duluan. Dan pada akhirnya perang itupun sudah selesei ada yang terharu dengan peperangan ini ada juga yang bangga dan ada juga yang biasa aja seolah tidak terjadi apa". Payah. Dan sekarang perang itu sudah selesei meskipun masih terbayang diingatan mereka korban perang. Mereka tinggal menunggu hasil yang mereka dapetin sewaktu perang apakah usaha mereka mengelabui musuhnya sukses dengan mendapat nilai baik atau gagal dengan mendapat nilai buruk. Itu tergantung amal-amalan mereka. Bagi mereka yang mendapat nilai buruk harus berperang lagi. Semangat aja semoga gue ga termasuk karena gue udah propesional.
Itulah masa-masa dimana gue dituntut untuk berpikir, berusaha, dan berdoa. Mungkin buat gue itu bukan perang yang sesungguhnya, karrena perang sesungguhnya buat gue atau kelas XII adalah UJIAN NASIONAL yaa UN perang sesungguhnya yang selalu memakan korban jiwa (tidak lulus) semoga gue punya bekal buat menghadapinya ...
pesan: Nilaimu tergantung pengawasmu ...
Dua minggu yang lalu seminggu sebelum UAS, hampir setiap mata pelajaran ngasih tugas. Musim tugas ini bisa dibilang juga sebagai musim ujian praktek, karena selain ngasih tugas juga ada praktek yang ga kalah horornya sama tugas. Dan hampir semua tugas semuanya harus ditulis tangan. Untungnya tulisan gue lumayan bagusnya sama tulisan anak kecil jadi ga ancur-ancur banget. Di minggu-minggu ini mungkin gue bener-bener diuji, gue harus menyeleseikan semua tugas-tugas itu sebelum UAS. Jadi gue cuma punya waktu seminggu buat menyeleseikan semua tugas itu. Gue diuji untuk berpikir secara kritis yaa minggu" ini memang otak gue lagi kritis bhakan hampir koma. Tapi berkat dukungan dan dorongan dari dalam diri gue gue satu-persatu menyeleseikan itu. Langkah yang gue ambil adalah pertama mengerjakan tugas yang sekiranya mudah. Kedua mengerjakan tugas yang dikumpulinnya lebih dulu jangan malah yang lama dikerjain terlebih dulu itu salah bego. Meskipun gue termasuk yang lambat tapi pada akhirnya tugas" itu selesei tepat pada waktunya. Bahkan saking sibuknya ngerjain tugas gue sampe lupa minggu depannya UAS. Hari" dimana seharusnya gue belajar menghadapi UAS malah gue habisin buat ngerjain tugas. Di tengah perjalanan gue sempet putus asa tak tau jalan mana yang gue pilih dan akhirnya gue nyasar. Tapi itu semua ga ada hubungannya sama tugas. Hari" gue terpaku sama tugas ketika disekolahpun gue mementingkan buat ngerjain tugas yap tugas dirumah alias PE'ER. Dan alhamdulillah dengan kerja keras dan semangat tanpa putus asa tugas" yang selama ini menyita waktu maen gue selesei juga. Inilah semngat anak bangsa yang dikejar-kejar nilai sekolah supaya lulus. Semua ini gue persembahkan buat nyokap bokap gue, keluarga gue khususnya umumnya buat temen2 gue, tanpa kalian gue bukan apa" ..
Setelah tugas selesei apa ?! Terpampang dengan jelas gue harus berhadapan dengan UAS. Ya Tuhan cobaan apalagi yang Engkau berikan kepada hamba-Mu yang lemah ini ?? (dalam hati). Hari pertama udah tiga mata pelajaran yang menanti gue terkulai lemah tak berdaya di depan lembar soal. Tapi gue harus kuat gue yakin gue bisa dengan bantuan temen2 yang lain hahahha. Malam itu gue belajar dengan sungguh" , berharap otak gue belum mengalami penuaan dan masih mampu menyerap semua yang gue hapalin. Dan itu pertama kalinya gue belajar dengan benar sampai berjam" yang biasanya cuman ngeberesin bukain ada pr apa engga trus masukin tas , udaah. Setelah berjam" gue nongkrong di meja belajar akhirnya selesei juga entah masuk apa engganya yang penting gue udah ngapalin hahaha. Guepun beranjak dari meja yang menahan gue tiduran menuju tempat terindah dan favorit buat gue, Kasur. Tidak perlu waktu lama gue langsung tertidur pulas dan bangun dengan rupawan. Mungkin langit ga rela gue bangun dia pun menangis dengan sangat lebatnya. Yap hari pertama UAS wilayah gue hujan deras yang disertai guntur yang jebreedd ahaayy. Gue kira saat gue berangkat nanti ujan udah reda bahkan cerah tapi prakiraan gue salah ya krna emg gue bukan BMKG. Yang ada ujan malah tambah deras lebat lagi. Terpaksa gue dianterin bokap gue. Di perjalanan ujan yang menghampiri jendela mobil semakin lama semakin keras seperti batu sampai terdengar bunyi "toktoktok" siapa itu ?! Bahkan saking derasnya setiap kendaraan menyalakan lampu besarnya karena memang hujan menghalangi setiap sudut jalan. Gue pun baru ngalamin hujan di mobil yang sebegitu hebatnya untung bokap gue ahli dalam berkendara jadi gue sampai dengan sentosa di sekolah. Yang jelas hari pertama UAS malah diguyur ujan lebat. Gue sampe disekolah ga langsung masuk gue mau melihat orang" yang yang ketakutan sama ujan padahal kan air haha. Ada yang dianterin pake mobil sampe2 disekolah guepun macet, ada yang pake motor , ada yang nekad ujan2an dan diapun menanggung resikonya (basah kuyup), ada yang santai sekali karena memang pake jas ujan. Gue kepikiran gimana nasib masa depan mereka yang ujan2an sampe basah luar dalem. Dan yang harusnya ujian dimulai jam 07.15 diundur dan mulai jam 08.00 sungguh sangat prihatin. Hampir kebanyakan semua basah karena mereka nekad. Dan hari pertamapun gue salah mengisi lembar jawaban yang harusnya diisi nama mata pelajaran karena gue ga liat gue isi nama gue, bego. Dan genderang perang UAS pun dengan resmi ditabuh. Semua orang berbondong-bondong menghadapinya meskipun dengan terpaksa karena memang ini semua menyangkut nyawa(nilai) mereka. Ada yang belajar dengan tekun (gue) ada juga yang mengatur strategi buat mengelabui musuh (pengawas) (gue juga). Dan mereka punya cerita tersendiri dibalik kekonyolan UAS. Di ruang gue sendiri termasuk yang bego soalnya hampir setiap kolong meja semuanya mempunyai senjata jitu dan senjata itu selalu berganti-ganti sesuai mata pelajaran. Mereka beradu kepintaran dengan musuh mereka supaya tidak ketauan, mungkin memang sudah digariskan bahwa orang indonesia pintar dalam hal bergerilya sehingga mereka menang. Seminggu lamanya peperangan ini dan sepertinya tidak ada korban jiwa melainkan korban kertas, buku, apapun yang mereka jadikan alat untuk mengelabui musuh. Dan gue sebagai kelas 3 yang sesudah hari pertama, hari berikutnya cuma 2 mata pelajaran, sedangkan kelas 1 masih harus berjibaku dengan perang karena 3 mapel. Dan gue merasa menang karena pulang duluan. Dan pada akhirnya perang itupun sudah selesei ada yang terharu dengan peperangan ini ada juga yang bangga dan ada juga yang biasa aja seolah tidak terjadi apa". Payah. Dan sekarang perang itu sudah selesei meskipun masih terbayang diingatan mereka korban perang. Mereka tinggal menunggu hasil yang mereka dapetin sewaktu perang apakah usaha mereka mengelabui musuhnya sukses dengan mendapat nilai baik atau gagal dengan mendapat nilai buruk. Itu tergantung amal-amalan mereka. Bagi mereka yang mendapat nilai buruk harus berperang lagi. Semangat aja semoga gue ga termasuk karena gue udah propesional.
Itulah masa-masa dimana gue dituntut untuk berpikir, berusaha, dan berdoa. Mungkin buat gue itu bukan perang yang sesungguhnya, karrena perang sesungguhnya buat gue atau kelas XII adalah UJIAN NASIONAL yaa UN perang sesungguhnya yang selalu memakan korban jiwa (tidak lulus) semoga gue punya bekal buat menghadapinya ...
pesan: Nilaimu tergantung pengawasmu ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar