Aku lahir di sebuah tempat kecil bernama
Kalipucang. Sebuah kecamatan yang berdekatan dengan tempat wisata yaitu Pantai
Pangandaran dan jauh dari perkotaan atau pusat Kabupaten yang saat itu masih
masuk wilayah Kab. Ciamis. Meskipun sekarang Pangandaran sudah menjadi
kabupaten sendiri dan Kalipucang masuk wilayah otonomi Pangandaran tetap saja
masih jauh dari hingar bingar perkotaan.
Waktu kecil aku belum mengenal teknologi
seperti sekarang ini. Hanya sebuah telepon rumah yang aku punya dulu. Dan di
desaku terdapat wartel yang tidak jauh dari tempat tinggalku. Sebuah tempat
untuk berkomunikasi dengan sanak saudara yang sedang berada di luar kota bahkan
di luar negeri, karena banyak di desaku yang menjadi TKI/TKW. Masih ingat ketika
telepon rumahku menjadi tempat semacam wartel bagi tetanggaku. Ketika ada
panggilan untuk tetanggaku, biasanya ibuku atau aku mengabari tetanggaku.
kemudian tetanggaku datang dan menunggu telpon yang kedua. Barulah mereka
berkomunikasi dan seleseinya terkadang bahkan memberi semacam uang tip untuk
ibuku dengan beralaskan untuk menambah biaya bayar telpon.
Masuk sekolah dasar aku sempat mengikuti les
komputer dengan kakakku. Apa yang aku pelajari aku tidak ingat, hanya saja
waktu itu aku ingat bermain permainan yang ada di TV yaitu Who Wants To Be A
Millionere dan permainan ramalan kepribadian orang. Meskipun aku tidak
mengalaminya, secara tidak langsung aku tahu bentuk dari alat penyimpanan
pertama yaitu Floppy Disk. Kepunyaan kakaku. Aku sama sekali tidak mengetahui
awalnya benda apa itu, untuk apa, aku sama sekali tidak tahu.
Beranjak masuk SMP, aku harus merantau ke
Pangandaran (30 menit dari rumahku). Aku masuk sekolah dengan kelas khusus yang
diasramakan oleh sekolah. Awalnya biasa saja, setiap akhir minggu aku pulang ke
rumah. Dan berangkat lagi hari Senin. Terkadang orangtuaku berkunjung ketika
hari-hari weekday. Beberapa bulan setelah itu, untuk pertama kalinya aku
dibelikan sebuah ponsel genggam oleh ayahku. Sebuah ponsel CDMA seharga 120 ribu
rupiah dari Smart. Untuk pertama kalinya aku bisa berkomunikasi dengan ibu dan
ayahku juga kakakku melalui sebuah ponsel.
Masih berada di SMP, ketika sebuah ponsel
dari Nokia masih merajai pasaran. Aku masih ingat ketika dulu lagi booming
jaringan 3G meskipun aku tidak tahu apa itu. Seorang penanggung jawab asrama ku
yang juga seorang guru mempunyai sebuah ponsel Nokia yang memiliki kamera
depan. Selain digunakan untuk foto yang masih ala kadarnya, bisa digunakan juga
untuk melakukan panggilan video. Sayangnya aku belum mempunyai ponsel seperti
itu sebelum sekarang ini karena memang kebanyakan smartphone.
Selama SMP aku sempat bergonta-ganti ponsel,
dari mulai Nokia sampai Sony Erricson. Ponsel Nokia 2600 Classic dengan garis
melingkar dari tengah berwarna oren yang menjadi idolaku karena bisa bermain
game PES dengan baik yang sayangnya aku harus kehilangannya ketika perjalanan
ke Jogja naik motor bersama ayahku. Melalui ponsel inilah aku mengalami
masa-masa dimana kapasitas memori ponsel sangat berarti. Kalau tidak salah
ingat 2MB, dimana sebuah lagu itu aku mencari yang ukurannya ratusan KB. Ketika
sebuah lagu bagus dengan ukuran 1MB mau tidak mau aku harus menghapus lagu
lainnya.
Ketika ponsel Nokia ku hilang, aku berganti
ke Sony Ericson Walkman 350i. Dari sini aku mengenal kartu microSD. Dan aku
bisa memiliki lagu lebih banyak dari sebelumnya. Sayangnya flipnya patah
meskipun masih bisa digunakan. Aku menggunakan Sony ini cukup lama sampai awal
masuk SMA.
Di SMP lebih tepatnya aku juga baru mempelari
tentang komputer. Meskipun tidak terlalu teringat dengan jelas apa yang aku
pelajari. Tapi SMA karena bertemu mata pelajaran yang sama yaitu TIK, kelas X aku
belajar tentang blog yang menjadi tugasku dulu. Membuat sebuah blog semenarik
mungkin dan membuat 5 postingan tentang teknologi. Setelah semester 2 dan naik
kelas XI juga XII aku sama sekali tidak membuka blogku hingga suatu hari
kemudian aku tertarik dan menjadikannya catatan pengalamanku sampai sekarang.
Setelah ponsel Sony Ericcsonku rusak, aku
berganti sementara ke ponsel yang lain hingga akhirnya aku memiliki sebuah
smartphone dari Sony dan masih kupakai sampai pertengahan 2017. Dan berganti ke
smartphone yang lebih bagus.
Beralih dari ponsel, waktu aku SMP dan
kakakku SMA, kakakku dibelikan sebuah laptop dari merk Axioo yang panjang umur
hingga beberapa tahun dan akhirnya dijual. Aku belajar tentang laptop dari
kakakku yang pulang sesemester sekali karena bersekolah di Jogja. Dan ketika
aku SMP juga aku harus pindah rumah sehingga di rumah baruku tidak ada telpon.
Tetanggaku jarang berkunjung dan ketika aku kembali ke rumah lamaku, telpon
rumahnya sudah tidak terpakai lagi.
Dan wartel itu berubah menjadi warnet. Aku
masih ingat, pernah menemani ibuku atau entah siapa ke wartel tersebut.
Layaknya sebuah warnet, dengan ruangan tertutup tinggi dan hanya tersedia
telpon dengan satu tempat duduk. Meskipun aku belum pernah dengan jelas
mengalami telpon umum yang ada diluar sana. Yang kulihat hanyalah sebuah tempat
yang kotor dengan telpon yang tidak berfungsi.
Barulah ketika SMA kelas XII, ibuku memasang
sebuah internet di rumahku. Dan tak lama kemudian aku dibelikan sebuah komputer
PC. Dari situlah aku belajar semakin pro lagi tentang komputer, apalagi tentang
Mic. Office, sudah tidak diragukan lagi. Aplikasi pertama yang kupunya adalah
Skype, waktu itu belum ada line, ig, dll. Dari skype aku bisa berkomunikasi
dengan teman ku yang sudah menggunakan smartphone. Sayangnya komputerku tidak
dilengkapi webcam jadi lawan bicara ku tidak bisa melihatku tetapi aku bisa
melihatnya.
Oiya tidak lupa ketika waktu kelas X, saat
kakakku menggunakan ponsel Blackberry dan lagi booming2nya BBMan serta update
status facebook yang bertuliskan via Blackberry Messangger. Dan tak lama
sebelum aku berganti ke smartphone aku juga menggunakan Blackberry dan pernah
merasakan BBMan serta berganti ke Samsung Champion.
Pertama kali aku mengenal media sosial dari
pacarku waktu itu. Dia yang membuatkan ku Twitter meskipun sekarang sudah aku
hapus. Untuk media sosial sendiri aku
termasuk pengguna yang biasa saja. Tetapi aku setia dengan Facebook. Semenjak
2009 aku punya facebook. Sempat diretas oleh oranglain dan akun fb ku memakai
foto profil yang jorok. Kemudian aku membuat yang baru dan bertahan sampai
sekarang. Dan kabar baiknya aku bisa mengamankan akun fb ku yang dulu tetapi
sekarang jarang kugunakan. Kemudian aku mengenal twitter, bbm, line, whatsapp,
juga Instagram. Yang aktif sekarang aku hanya menggunakan Facebook, Line, WA,
dan Instagram.
Masa-masa pdkt dengan teman waktu jaman ku
dulu sangat berbeda. Dulu aku menggunakan pulsa untuk menghubungi pacarku.
Ketika pulsa habis saat smsan, sontak aku berlari keluar rumah untuk beli
pulsa. Ketika telponan tiba-tiba putus karena pulsa habis, kalo udah tengah
malam ya memaklumi. Padahal saat itu sudah ada jaringan internet dan
sebagainya. Bahkan aku benar-benar memanfaatkan jaringan paket data itu tahun
ini 2017. Sebelumnya hanya ketika berada dalam area WiFi atau sesekali beli
paket. Sisanya lupa. Tapi sekarang paket data adalah sebuah kaharusan dalam
sebuah smartphone.
Dan perubahan dari teknologi benar-benar
merubah kebiasaan kita tanpa kita sadari. Coba perhatikan setiap detail dari
perubahan teknologi terhadap dirimu. Dan meskipun begitu aku bersyukur lahir di
tahun 90an lebih tepatnya 1996. Masa kecilku dihabiskan di luar rumah bersama
teman-temanku, bermain, kotor-kotaran. Bukan duduk manis menatap screen
smartphone, laptop, komputer, dan bermain dengan teman di sebuah game. Tidak!
Masa kecilku tidak seperti itu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar