Selasa, 26 September 2017

Teknologi Merubah Kebiasaan

Aku lahir di sebuah tempat kecil bernama Kalipucang. Sebuah kecamatan yang berdekatan dengan tempat wisata yaitu Pantai Pangandaran dan jauh dari perkotaan atau pusat Kabupaten yang saat itu masih masuk wilayah Kab. Ciamis. Meskipun sekarang Pangandaran sudah menjadi kabupaten sendiri dan Kalipucang masuk wilayah otonomi Pangandaran tetap saja masih jauh dari hingar bingar perkotaan.

Waktu kecil aku belum mengenal teknologi seperti sekarang ini. Hanya sebuah telepon rumah yang aku punya dulu. Dan di desaku terdapat wartel yang tidak jauh dari tempat tinggalku. Sebuah tempat untuk berkomunikasi dengan sanak saudara yang sedang berada di luar kota bahkan di luar negeri, karena banyak di desaku yang menjadi TKI/TKW. Masih ingat ketika telepon rumahku menjadi tempat semacam wartel bagi tetanggaku. Ketika ada panggilan untuk tetanggaku, biasanya ibuku atau aku mengabari tetanggaku. kemudian tetanggaku datang dan menunggu telpon yang kedua. Barulah mereka berkomunikasi dan seleseinya terkadang bahkan memberi semacam uang tip untuk ibuku dengan beralaskan untuk menambah biaya bayar telpon.
Masuk sekolah dasar aku sempat mengikuti les komputer dengan kakakku. Apa yang aku pelajari aku tidak ingat, hanya saja waktu itu aku ingat bermain permainan yang ada di TV yaitu Who Wants To Be A Millionere dan permainan ramalan kepribadian orang. Meskipun aku tidak mengalaminya, secara tidak langsung aku tahu bentuk dari alat penyimpanan pertama yaitu Floppy Disk. Kepunyaan kakaku. Aku sama sekali tidak mengetahui awalnya benda apa itu, untuk apa, aku sama sekali tidak tahu.
Beranjak masuk SMP, aku harus merantau ke Pangandaran (30 menit dari rumahku). Aku masuk sekolah dengan kelas khusus yang diasramakan oleh sekolah. Awalnya biasa saja, setiap akhir minggu aku pulang ke rumah. Dan berangkat lagi hari Senin. Terkadang orangtuaku berkunjung ketika hari-hari weekday. Beberapa bulan setelah itu, untuk pertama kalinya aku dibelikan sebuah ponsel genggam oleh ayahku. Sebuah ponsel CDMA seharga 120 ribu rupiah dari Smart. Untuk pertama kalinya aku bisa berkomunikasi dengan ibu dan ayahku juga kakakku melalui sebuah ponsel.
Masih berada di SMP, ketika sebuah ponsel dari Nokia masih merajai pasaran. Aku masih ingat ketika dulu lagi booming jaringan 3G meskipun aku tidak tahu apa itu. Seorang penanggung jawab asrama ku yang juga seorang guru mempunyai sebuah ponsel Nokia yang memiliki kamera depan. Selain digunakan untuk foto yang masih ala kadarnya, bisa digunakan juga untuk melakukan panggilan video. Sayangnya aku belum mempunyai ponsel seperti itu sebelum sekarang ini karena memang kebanyakan smartphone.
Selama SMP aku sempat bergonta-ganti ponsel, dari mulai Nokia sampai Sony Erricson. Ponsel Nokia 2600 Classic dengan garis melingkar dari tengah berwarna oren yang menjadi idolaku karena bisa bermain game PES dengan baik yang sayangnya aku harus kehilangannya ketika perjalanan ke Jogja naik motor bersama ayahku. Melalui ponsel inilah aku mengalami masa-masa dimana kapasitas memori ponsel sangat berarti. Kalau tidak salah ingat 2MB, dimana sebuah lagu itu aku mencari yang ukurannya ratusan KB. Ketika sebuah lagu bagus dengan ukuran 1MB mau tidak mau aku harus menghapus lagu lainnya.
Ketika ponsel Nokia ku hilang, aku berganti ke Sony Ericson Walkman 350i. Dari sini aku mengenal kartu microSD. Dan aku bisa memiliki lagu lebih banyak dari sebelumnya. Sayangnya flipnya patah meskipun masih bisa digunakan. Aku menggunakan Sony ini cukup lama sampai awal masuk SMA.
Di SMP lebih tepatnya aku juga baru mempelari tentang komputer. Meskipun tidak terlalu teringat dengan jelas apa yang aku pelajari. Tapi SMA karena bertemu mata pelajaran yang sama yaitu TIK, kelas X aku belajar tentang blog yang menjadi tugasku dulu. Membuat sebuah blog semenarik mungkin dan membuat 5 postingan tentang teknologi. Setelah semester 2 dan naik kelas XI juga XII aku sama sekali tidak membuka blogku hingga suatu hari kemudian aku tertarik dan menjadikannya catatan pengalamanku sampai sekarang.
Setelah ponsel Sony Ericcsonku rusak, aku berganti sementara ke ponsel yang lain hingga akhirnya aku memiliki sebuah smartphone dari Sony dan masih kupakai sampai pertengahan 2017. Dan berganti ke smartphone yang lebih bagus.
Beralih dari ponsel, waktu aku SMP dan kakakku SMA, kakakku dibelikan sebuah laptop dari merk Axioo yang panjang umur hingga beberapa tahun dan akhirnya dijual. Aku belajar tentang laptop dari kakakku yang pulang sesemester sekali karena bersekolah di Jogja. Dan ketika aku SMP juga aku harus pindah rumah sehingga di rumah baruku tidak ada telpon. Tetanggaku jarang berkunjung dan ketika aku kembali ke rumah lamaku, telpon rumahnya sudah tidak terpakai lagi.
Dan wartel itu berubah menjadi warnet. Aku masih ingat, pernah menemani ibuku atau entah siapa ke wartel tersebut. Layaknya sebuah warnet, dengan ruangan tertutup tinggi dan hanya tersedia telpon dengan satu tempat duduk. Meskipun aku belum pernah dengan jelas mengalami telpon umum yang ada diluar sana. Yang kulihat hanyalah sebuah tempat yang kotor dengan telpon yang tidak berfungsi.
Barulah ketika SMA kelas XII, ibuku memasang sebuah internet di rumahku. Dan tak lama kemudian aku dibelikan sebuah komputer PC. Dari situlah aku belajar semakin pro lagi tentang komputer, apalagi tentang Mic. Office, sudah tidak diragukan lagi. Aplikasi pertama yang kupunya adalah Skype, waktu itu belum ada line, ig, dll. Dari skype aku bisa berkomunikasi dengan teman ku yang sudah menggunakan smartphone. Sayangnya komputerku tidak dilengkapi webcam jadi lawan bicara ku tidak bisa melihatku tetapi aku bisa melihatnya.
Oiya tidak lupa ketika waktu kelas X, saat kakakku menggunakan ponsel Blackberry dan lagi booming2nya BBMan serta update status facebook yang bertuliskan via Blackberry Messangger. Dan tak lama sebelum aku berganti ke smartphone aku juga menggunakan Blackberry dan pernah merasakan BBMan serta berganti ke Samsung Champion.
Pertama kali aku mengenal media sosial dari pacarku waktu itu. Dia yang membuatkan ku Twitter meskipun sekarang sudah aku hapus. Untuk media sosial  sendiri aku termasuk pengguna yang biasa saja. Tetapi aku setia dengan Facebook. Semenjak 2009 aku punya facebook. Sempat diretas oleh oranglain dan akun fb ku memakai foto profil yang jorok. Kemudian aku membuat yang baru dan bertahan sampai sekarang. Dan kabar baiknya aku bisa mengamankan akun fb ku yang dulu tetapi sekarang jarang kugunakan. Kemudian aku mengenal twitter, bbm, line, whatsapp, juga Instagram. Yang aktif sekarang aku hanya menggunakan Facebook, Line, WA, dan Instagram.
Masa-masa pdkt dengan teman waktu jaman ku dulu sangat berbeda. Dulu aku menggunakan pulsa untuk menghubungi pacarku. Ketika pulsa habis saat smsan, sontak aku berlari keluar rumah untuk beli pulsa. Ketika telponan tiba-tiba putus karena pulsa habis, kalo udah tengah malam ya memaklumi. Padahal saat itu sudah ada jaringan internet dan sebagainya. Bahkan aku benar-benar memanfaatkan jaringan paket data itu tahun ini 2017. Sebelumnya hanya ketika berada dalam area WiFi atau sesekali beli paket. Sisanya lupa. Tapi sekarang paket data adalah sebuah kaharusan dalam sebuah smartphone.
Dan perubahan dari teknologi benar-benar merubah kebiasaan kita tanpa kita sadari. Coba perhatikan setiap detail dari perubahan teknologi terhadap dirimu. Dan meskipun begitu aku bersyukur lahir di tahun 90an lebih tepatnya 1996. Masa kecilku dihabiskan di luar rumah bersama teman-temanku, bermain, kotor-kotaran. Bukan duduk manis menatap screen smartphone, laptop, komputer, dan bermain dengan teman di sebuah game. Tidak! Masa kecilku tidak seperti itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Name of a Story 2

Neisyara Hanandya Setyana, itulah nama yang akhirnya gw dan istri gw berikan. Lahir di RS Hermina Bekasi Februari 2025. Anak pertama dari in...